Jumat, 13 April 2012

schizophyta

Schizophyta
Schizophyta merupakan kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah dari segi evolusi merupakan kelompok yang paling tua dan primitif.
Dibagi Menjadi 2 Kelas, yaitu
         1. Bakteri (Bacteria atau Schizomycetes)
2. Ganggang biru (Cyanophyceae)
A. Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
 granula
Struktur tambahan bakteri :
1.    Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2.    Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3.    Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4.    Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5.    Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6.    Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
1. Bakteri Kokus :
 kokus
a.Monokokusyaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b.Diplokokusyaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c.Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d.Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e.Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f.Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
 basil
a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
 spirilia
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1.Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
 transformasi
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
 transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
 konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
Alga biru (cyanophyceae)

1.Ciri –ciri :
a. Bersel tunggal ( Uniseluler ), ada pula yang berkoloni.
b. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari
fikosianin dan fikoeritrin.
c. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose,
kadang – kadang berlendir.
d. Inti sel tidak memiliki membran ( prokariotik)



2.Reproduksi
a.Pembelahansel
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel – sel tunggal, pada beberapa generasi sel – sel membelah searah dan tidak saling terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut trikom. Tempat – tempat tertentu dari filamen baru setelah mengalami dormansi ( istirahat yang panjang ). Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Heterokist adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan. Heterokist terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan zat yang kompleks.
b.Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada Oscillatoria. Pada filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati itu membagi filamen
menjadi 2 bagian atau lebih. Masing – masing bagian disebut hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan dinding yang berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi potongan bikonkaf yang terpisah atau necridia. Susunan hormogonium mungkin meliputi kerusakan transeluler.
c.Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria akan membentuk spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan.

3.Klasifikasi
Cyanophyceae termasuk dalam kingdom Monera, divisi cyanophyta Cyanophyceae dibedakan dalam 3 ordo berdasarkan bisa tidaknya membentuk spora yaitu : ordo Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales.

a. Ordo Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau – hijauan. Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan sel – sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok – kelompok atau koloni contoh spesies dari ordo chroococcales :
1.Chrococcus
Organisme uniseluler atau berkelompok dalam bentuk agregat dari 2 atau 4 sel hal ini disebabkan
Karena kegagalan dari hasil pembelahan sel untuk berpisah dengan cepat. Hasil pembelahan sel dari Chrococcus berbentuk setangah bola, sedangkan Gleocapsa berbentuk bulatan atau memiliki kutub.
2. Gleocapsa
Berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa generasi sel yang terdapat di dalamnya. Membran kadang – kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa terdapat pada batuan yang lembab atau pada air
3. Anacystis
Bentuknya bulat silindris, menuju bentuk basil dan mengalami pembelahan secara transversal. Setiap individu dikelilingi oleh membran yang lembut. Sel mungkin terdapat di dalam matriks.
4. Merismopedia
Sel tersusun atas matriks di dalam sebuah lapisan tunggal yang tipis dan berliku yang dipelihara dan tumbuh dari pembelahan sel dalam 2 arah. Spesies ini mungkin berentuk plenkton atau epipelic dan terdapat dalam air yang tenang. Reproduksi dari bentuk koloni adalah dengan cara fragmentasi.
5. Eucapsis
Pembelahan sel kearah 3 garis tegak lurus dan membentuk sarkinoid. Reproduksi dengan cara fragmentasi.
6. Coelosphaerium
Koloni berbentuk bulatan yang irreguler tersusun oleh matriks yang berkoloni pada bagian tepi. Sel berwarna hijau – biru atau mungkin gelap dan terisi oleh gelembung gas. Coelosphaerium sering terdapat pada plankton.
7. Mycrocystis
Koloni berbentuk bulatan atau tidak beraturan. Sel dari Mycrocystis disebarkan merata oleh kumpulan matriks. Mereka sering berwarna hitam atau merah karena adanya kandungan gelembung gas. Mycrocystis adalah plankton yang keras, ini bukti bahwa Mycrocystis biasanya menyebabkan luapan air dan mensekresikan zat penghambat bagi ganggang lainnya.

b.Ordo Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai spora. Benang – benang itu dapat putus – putus merupakan hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. Spora terbentuk dari isi sel ( endospora ) setelah keluar dari sel induknya spora
dapat menjadi tumbuhan baru.

Ordo Chamaesiphonales dibagi menjadi 3 famili yaitu :
1. Famili Pleurocapcaceae
a. Xenococcus
Bulatan sel dari Xenococcus menempel pada filamen alga, mereka mengalami pembelahan
anticlinal untuk meningkatkan ukuran dari koloni. Setiap sel dapat memproduksi banyak
endospora dan disebut baeocyt yang membedakan mereka dari spora bakteri. Endospora dari beberapa ganggang hijau – biru mungkin bersifat motil untuk periode yang singkat.
b.Hyella
Cabang trikom dari Hyella tumbuh dari desmoschsis yang hidup dalam cangkang kalkareus atau bersama ganggang lainnya. Filamen besal mungkin menjadi pluriseriata. Banyak sel mungkin terbagi dalam bentuk endospora.

2. Famili Dermocarpaceae
Pembelahan sel vegetatif menjadi 2 bagian sel yang sama mungkin terjadi dalam anggota famili ini. Contoh spesiesnya antara
lain :
Dermocarpa
Selnya berbentuk bulat hingga ramping atau pyriform dan tumbuh terikat pada substrat dalam kelompok. Reproduksi diselesaikan sendiri oleh endospora yang mungkin berkembang dalam jumlah besar dengan sel vegetatif
3. Famili Chamoesiphonaceae
Contoh spesies ini adalah : Chamaesiphon
Persebarannya luas dan umumnya epifit. Berada pada tanaman angiospermae aquatik, lumut , dan ganggang khususnya Chladophora dan pada tanaman dewasa, protoplast pada kutub distal membentuk sebuah rantai spora yang disebut exospora.

c.Ordo Hormogonales
Sel – selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi suatu membran. Benang – benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang – benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.

Ordo Hormogonales dibagi menjadi 5 famili yaitu:
1. Famili Oscillatoriaceae
Hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel – selnya bulat, merupakan benang – benang dan akhirnya membentuk koloni yang berlendir. Pada jarak jarak tertentu pada benang – benang itu terdapat sel – sel yang dindingnya tebal, kehilangan zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga kelihatan kekuning – kuningan dan dinamakan heterokista. Heterokista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati.
Contoh spesies ini yaitu :
a. Oscillatoria
Trikom dari Oscillatoria berbentuk silindris dan tidak bercabang. Mereka hanya mempunyai satu membran. Trikom sering berada di massa pelampung atau bagian mengkilap pada tanah lembab. Selnya pendek dan lebar kecuali untuk sel ujungnya yang mungkin tertutup dan tipis. Trikom dari oscillatoria menunjukkan pertumbuhan meluncur, rotasi dan gerakan oscillatori. Reproduksi dilakukan oleh hormogonia.
b. Spirullina
Ganggang ini mengandung kadar protein yang tinggi sehingga dijadikan sumber makanan. Spirullina mampu menghasilkan karbohidrat dan senyawa organik lain yang sangat diperlukan oleh tubuh, juga menghasilkan protein yang cukup tinggi.
c. Mycrocaleus
Berkas dari trikom kadang – kadang menggulung satu sama lain berada pada membran
yang sama. Trikom menonjol keluar dari pucuk membran. Dinding terluar dari ujung sel menebal. Beberapa spesies Mycrocaleus hidup pada air tawar, laut dan juga pada pasir yang lembab
2.Famili Nostocaceae
Trikom tidak bercabang dan heterokist dan akinet terdapat pada organisme dewasa. Heterokist mungkin bersambung atau interkalar. Contoh spesies ini yaitu :
a. Nostoc
Nostoc lebih umum hidup pada terestrial / sub aerial daripada aquatik. Persebarannya luas pada tanah alkali dan pada batuan lembab. Agregat gelatin dari filamen mempunyai jeli. Trikom dikelilingi oleh lapisan tunggal dan pada organisme dewasa terdapat kumpulan matriks. Sel seperti manik –manik mengalami pembelahan sel secara rata yang meningkatkan panjang dari bentuk trikom.membran mungkin kuning tau kecoklatan.
b. Anabaena
Sebagian besar spesies anabaena bersifat aquatik dan beberapa bersifat planktonik.trikom dewasa dari Anabaena

menghasilkan heterokist dan akinet yang ukurannya berbeda dari sel vegetatif.
c. Cylindrospermum
Memiliki heterokist yang selalu basal dan dibawah keadaan normal. Sel yang berbatasan menjadi berpindah kedalam akinet silindris.
3. Famili Scytonemataceae
Trikom disertai membran yang mungkin berwarna. Trikom dicirikan oleh percabangan palsu tanpa pembelahan sel inisiasi pada bidang yang baru, trikom atau hormogonia putus atau tumbuh menyambung membran. Contoh spesies ini yaitu : Tolipotrix
Diameter trikom seragam dan disertai membran yang sempit. Tipe percabangan palsu timbul dari sekitar heterokist.
4. Famili Stigonemataceae
Trikom dari beberapa genera adalah pluriseriata. Trikomnya berbeda dari cyanophyta lainnya dalam percabangannya yaitu dimulai oleh pembelahan sel pada bagian yang baru. Contoh spesies ini yaitu :
a. Hapalosiphon
Spesies ini tumbuh pada air yang asam atau netral dan bersifat epifit pada tanaman aquatik lain. Sel berbentuk pendek silindris. Pada membran terdapat hialin, hetrokist interkalar dan akinet. Hormogonia biasanya dari percabangan yang mugkin timbul unilateral atau bilateral spesies.
b. Stigonema
Hidup pada batuan yang lembab dan tanah yang lebih banyak terdapat air. Trikom utama pluriseriata, membran tidak berwarna atau kuning kecoklatan. Pertumbuhan ujung lebih luas dan percabangannya sama dengan sumbu utama, bentuk sel mugkin bulat atau pipih. Mereka terlihat disambung oleh untai protoplasmik kasar. Hormogonia dihasilkan dari ujung percabangan.
5. Famili Rivullariaceae
Trikomnya meruncing dari dasar sampai apeks atau dari tengah ke arah 2 ujung. Contoh spesies ini yaitu :
a. Calothrix
Hidup pada air tawar, air laut dan mungkin melapisi batu – batuan atau menempel pada ganggang dan tanaman aquatik lainnya. Filamen meruncing dan tidak bercabang
/ memiliki percabangan palsu. Percabangan palsu dapat lepas dari trikom induk. Heterokist biasanya basal dan jika ada akinet berdekatan dengan heterokist basal
b. Rivularia
Rivularia tidak memiliki akinet. Beberapa spesies dari Rivularia bersifat sub areal pada karang yang lembab

peranan alga:
Alga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersil yang memiliki nilai yang sangat tinggi, bebrapa alga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku agar-agar misalnya Euchema, Rhodymenic, dan Gracilaria. Untuk bahan industri misalnya Laminaria mengandung asam alginat sebagai bahan pengelmusi zat, pembuatan cat, obat-obatan, dan kosmetik. Diatome mengandung asam kresik berguna dalam pembuatan pasta gigi. Alga sebagai fitoplankton, hal ini dimaksudkaan karena alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang mampu berfotosintesis dan dalam ekosistem berkedudukan sebagai fitoplankton. Alga sebagai bahan kultur laboratorium misalnya sebagai medium agar tempat dikembangbiakkan jamur dan bakteri untuk mendapatkan antibiotik.

Ganggang Biru (Cyanophyceae)

Ganggang ini tidak saja terasa enak, berserat tinggi, dan bergizi. Namun juga mampu untuk membantu metabolisme tubuh dalam pembentukan sistem imune, mengatasi gejala anemia, dan berbagai manfaat lainnya. Ganggang ini adalah Spirulina. Spirulina termasuk dalam filum Cyanophyta. Cyanophyta merupakan suatu divisi (filum) bakteri yang mendapatkan energi melalui fotosintesis. Cyanophyta termasuk dalam regnum (kerajaan) monera. Ganggang hijau- biru merupakan salah satu contoh dari kelas Cyanophyceae (Rahadian, Tanpa Tahun)
ALGAE BIRU
Alga biru atau ganggang belah atau ganggang lendir, (Cvanophyceae, Schizophyceae, atau Myxophyceae) adalah ganggang bersel tunggal atau berbentuk benang dengan struktur tubuh yang masih sederhana. Warna biru-kehijauan, autotrof. Inti dan kromotofora tidak ditemukan. (Tjitro Soepomo,1994)
Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa, yanga kadang-kadang berupa lendir, oleh sebab itu ganggang ini juga dinamakan ganggang lendir (Myxophyceae). Rupa-rupanya sebagian dinding lendir ini berlekatan dengan plasma, meskipun tidak selalu demikian, dan ini terbukti dari percobaan-percobaan plasmolisis. (Tjitro Soepomo,1994)
Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil-a, karotenoid, dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu: fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritrin yang berwarna merah. Perbandingan macam-macam zat warna itu amat labil, oleh sebab itu warna ganggang tidak tetap, kadang¬kadang tampak kemerah-merahan, kadang-kadang kebiru-biruan. Gejala ini dianggap sebagai suatu penyesuaian diri terhadap sinar (adaptasi kromatik), misalnya dalam cahaya hijau warnanya kebanyakan merah, dalam cahaya merah menjadi hijau atau biru. Hal ini rupa-rupanya berhubungan dengan proses asimilasi. (Tjitro Soepomo,1994)
Di tengah-tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung asam deoksi-ribonukleat dan asam ribonukleat. Jadi di sini kedua macam asam nukleat itu telah terkumpul seperti dalam inti sel tumbuh-tumbuhan tinggi. Tetapi kromosom belum tampak. Bagian pusat dapat mengembang dan berpengaruh terhadap turgor. Dalam sel-sel yang telah tua tampak juga vakuola. (Kimball,1987)
Sebagai zat makanan cadangan ditemukan glikogen dan di samping itu butir-butir sianofisin (lipo-protein) yang letaknya diperiferi, dan volutin yang fungsinya masih belum terang.
Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Di antara jenis¬jenis yang berbentuk benang dapat mengadakan gerakan merayap yang meluncur pada alas yang basah. Bulu cambuk tidak ada, gerakan itu mungkin sekali karena adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir. (Kimball,1987)
Perkembangbiakan selalu vegetatif dengan membelah, pembiakan secara seksual belum pernah ditemukan. (Tjitro Soepomo,1994)
Cyanophyceae dibedakan dalam 3 bangsa.

Bangsa Chroococcales.
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-hijauan.
Suku Chroococcaceae, termasuk di dalamnya jenis-jenis:
Chroococcus turgidus,
Gloeocapsa sanguinea
Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni. (Tjitro Soepomo,1994)

Bangsa Chamaesiphonales,
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. (Tjitro Soepomo,1994)
Spora terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel. (Kimball,1987)
Suku Chamaesiphonaceae, contohnya: Chamaesiphon confer vicolus.

Bangsa Hormogonales
Sel-selnya merupakan koloni ber¬bentuk benang, atau diselubungi suatu membran. Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai per-cabangan sejati, lebih sering mem¬punyai percabangan semu. Benang benang itu selalu dapat membentuk hormogonium. (Tjitro Soepomo,1994)
Suku Oscillatoriaceae, di dalamnya termasuk marga:
Oscillatoria, hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel¬selnya bulat, merupakan benang-benang dan akhirnya memben¬tuk koloni yang berlendir. Pada jarak-jarak tertentu pada benang¬benang itu terdapat sel-sel yang dindingnya tebal, kehilangan zat¬zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga kelihatan keku¬ning-kuningan dan dinamakan heterosista. Heterosista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru, tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati. (Kimball,1987)
— O. limosa; O. princeps.
Suku Rivulariaceae, yang meliputi antara lain marga Rivularia.
Pada koloni Rivularia tampak adanya polaritas. Pangkalnya terdiri atas suatu heterosista, ujungnya berakhir dalam suatu ram¬bu t.
— R. bullata; R. haematites.
Suku Nostacaceae, antara lain meliputi marga Nostoc dan Ana¬baena.
Nostoc, dapat menambat N dari udara, seringkali bersimbiosis dengan Fungi membentuk Lichenes.
— N. commune; N. sphaeroides.
Anabaena, juga menambat N dari udara dan dapat bersimbiosis dengan tanaman lain.
 cycadeae bersimbiosis dengan pakis haji (Cycas rumphii) dalam akar-akarnya yang disebut akar-akar bunga karang.
A. azollae bersimbiosis dengan sejenis paku air Azo/la pinnata (dalam daunnya) yang hidup di sawah-sawah dan di rawa rawa. (Tjitro Soepomo,1994)

Cyanophyceae tersebar di seluruh dunia sebagai massa lendir atau benang-benang halus, hidup dalam air, bahkan ada yang dalam sumber-sumber air panas, sebagian juga dalam tanah yang basah dan pada kulit pohon-pohon.. Ganggang ini merupakan perintis dan menyiapkan batu-batu atau cadas-cadas untuk tumbuh-tumbuhan lain yang lebih tinggi. Beberapa jenis ganggang ini dapat melarut batu kapur. Ada pula di antaranya yang ikut menyusun Lichenes. (Tjitro Soepomo,1994)
Hubungan kekerabatan Idengan golongan tumbuh¬tumbuhan lain masih belum terang. Hubungan dengan Flagellata yang bagi ganggang lainnya dapat ditunjukkan, tidak tampak bagi Cyanophyceae. Mengingat bentuk dan susunan tubuhnya, ada kemungkinan alga biru mempunyai hubungan dengan bakteri, tetapi rupa-rupanya dengan penyelidikan lebih mendalam kemungkinan itu makin tipis. Melihat belum adanya diferensiasi isi selnya, ganggang ini harus digolongkan makhluk kuno, yang sudah hidup pada zaman Pra-Kambrium, 600 juta tahun yang lalu. (Kimball, 1987)

Divisi 2. Cyanophyta
Kelompok yang beranggotakan 1.500 spesies ini biasanya bercirikan warna hijau kebiru-biruan, yang disebabkan suatu pigmen tambahan selain klorofil dan karotenoid. Kadang-kadan pigmen merah juga ada, dan variasi dalam perbandingan pigmen-¬pigmen ini menghasilkan kisaran yang sangat luas dalam hal warna pada tumbuhan kelas ini. Laut Merah diberi nama demikian karena kadang-kadang ganggang hijau-biru ini terdapat dalam jumlah amat besar, sehingga pigmen merah yang lebih banyak itu jadi tampak.(Kimball,1987)
Tubuh algae hijau-biru tidak menunjukkan diferensiasi dalam struktur secara nyata. Di antaranya ada yang uniselular, tetapi kebanyakan membentuk koloni tanpa filamen atau dapat juga membentuk filamen dengan atau tanpa cabang-cabang (Gambar 16.14). Sel-sel dan koloni tanpa filamen diselubungi dengan suatu kelubung gelatin yang dapat sangat menyolok. Reproduksi seksual tidak diketahui pada algae hijau-biru, dan zoospora motil tidak dibentuk. Satu-satunya reproduksi yang dikenal ialah cara asek¬sual, terutama dengan pembelahan sel pada bentuk-bentuk uni¬selular, sedangkan yang membentuk koloni dengan cara pembelah¬an sel dan fragmentasi. Beberapa filamen dapat juga membentuk spora istirahat, yakni spora berdinding tebal yang resisten terhadap panas dan pengeringan, dan yang mengandung bahan makanan. Suatu sel baru tumbuh dari spora istirahat pada waktu perkecam¬bahan. Filamen dapat juga membentuk sel-sel membesar yaitu heterosista, yang fungsinya tidak ada. Sel-sel tanpa fungsi ini diduga spora yang telah kehilangan daya reproduksinya. (Tjitro Soepomo,1994)
Dalam beberapa hal, organisasi selular ganggang hijau-biru berbeda dengan yang ada pada tumbuhan tingkat tinggi dan malahan menyerupai bakteri (Bab 23). Pembelahan sel terjadi dengan perluasan dinding selnya arah ke dalam berbentuk cincin. Belum ditemukan satu pun struktur yang sama benar dengan nukleus sebagaimana pada organisme lain, yang dilengkapi dengan kromosom, membran nuklir, dan nukleolus. Bahan nuklir yang dijumpai pada struktur yang tidak beraturan namun kaya akan DNA, biasanya dinamai benda kromatin, dan cenderung terpusat di bagian tengah sel, tetapi dapat juga tersebar. Seperti halnya pada tumbuhan tingkat tinggi, klorofil terikat pada lam (Bab 10) tetapi tidak berkumpul menjadi grana. Pada kebanyakan spesies, lamela fotosintetik ini membentuk jalinan kompleks yang menyebar ke seluruh sel dan menembus sitoplasma. tetapi, pada beberapa spesies, lamela tersusun dalam lapisan paralel di bagian luar sel. Jadi, di dalam sel algae hijau-biru tidak ada benda khusus seperti nukleus, plastid, atau sitoplasma. (Kimball,1987)
Ganggang hijau-biru tersebar luas dan tumbuh di pelbagai habitat. Banyak di antaranya hidup dalam air; yang lain terdapat pada tanah lembab, batu-batuan basah, atau menempel pada tumbuhan atau binatang. Agaknya amat banyak dijumpai dalam kolam hangat yang kaya akan benda organik, karena mereka memerlukan banyak sekali nitrogen. Sejumlah spesies dapat bertahan dalan air tercemar dan kerap kali merupakan petunjuk adanya polusi organik. Ganggang hijau-biru terdapat dalam sumber air panas di berbagai tempat di permukaan bumi. Mereka dapat tumbuh subur pada suhu sampai 85°C, yang hampir merupakan batas atas bagi kehidupan untuk dapat ada dalam keadaan aktif. (Tjitro Soepomo,1994)

1 komentar:

  1. Sudah bagus isinya, tapi akan lebih bagus lagi jika dirapikan :)

    BalasHapus